Binjai_ Pemerhati : Aksi demo yang dilakukan ratusan Mahasiswa, Ojek Online (Ojol) dan kelompok masyarakat di depan Gedung DPRD Kota Binjai, Senin (1/9/2025), berakhir ricuh.
Aksi yang digelar oleh elemen mahasiswa dan ojol ini awalnya berlangsung kondusif. Namun, situasi memanas saat menjelang sore hari, karena Ketua DPRD Kota Binjai Hj Kristina Gus Suhartini, tidak bersedia menemui para demonstran.
Mahasiswa merasa kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Ketua DPRD Kota Binjai Hj Kristina Gus Suhartini. Karena awalnya sempat menemui pendemo pada sesion aksi siang harinya. Namun saat aksi lanjutan sore hari, Ketua DPRD Binjai tersebut enggan menemui mahasiswa lagi.
“Ketua DPRD Kota Binjai Ibu Hj Kristina Gus Suhartini pulang karena sakit,” ungkap seorang pegawai DPRD Kota Binjai kepada massa.
Kericuhan pecah saat sekelompok massa berusaha memaksa masuk ke dalam gedung dewan. Kekecewaan ini memicu amuk massa dan aksi saling dorong antara mahasiswa yang berusaha masuk ke gedung DPRD. Mahasiswa menyayangkan sikap Ketua DPRD yang tidak melayani aspirasi mereka, serta tidak bersedia menemui mereka secara langsung.
Aksi yang awalnya berlangsung tertib itu berubah ricuh setelah Kapolres Binjai AKBP Bambang C Utomo, yang berada di barisan depan, dilempari batu, kayu, dan botol air mineral oleh sejumlah pendemo.
Dalam situasi yang semakin memanas tersebut, massa mulai mendorong barisan polisi hingga aksi saling dorong pun pecah. Aparat sigap mengamankan Kapolres dari kerumunan.
Beruntung, insiden itu tidak berlangsung lama setelah sejumlah koordinator aksi turun tangan menenangkan peserta.
Polisi sempat mengamankan 7 orang mahasiswa, dan ada 1 orang pengunjuk rasa yang kedapatan membawa senjata tajam.
Sebenarnya kericuhan sempat mewarnai jalannya aksi sejak awal. Massa melemparkan botol air mineral ke arah kelompok massa aksi lainnya, sehingga memicu saling ejek dan saling dorong di antara kelompok demonstran sendiri.
Aksi kejar-kejaran menangkap sekelompok massa yang diduga penyusup tersebut sempat membuat suasana tidak terkendali.
Pasca-insiden bentrok antara pendemo dengan aparat kepolisian, seluruh anggota DPRD Kota Binjai akhirnya keluar dari gedung dewan untuk menemui massa aksi.
Namun, dialog hanya berlangsung singkat, karena pengunjuk rasa memutuskan menunda penyampaian tuntutan, mengingat situasi sudah tidak kondusif. Momen pertemuan itu terjadi di bawah guyuran hujan deras, dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian.
Saat situasi mulai mereda usai terjadi kesepakatan agar polisi membebaskan mahasiswa yang sempat diamankan 7 orang , yg di duga Provokator
Jalannya Aksi
Awalnya, sekitar pukul 09.00 WIB, massa datang berbondong-bondong menuju Gedung DPRD Binjai. Sementara ratusan aparat kepolisian, Brimob, dan Satpol PP telah disiagakan untuk menjaga jalannya aksi.
Dalam orasi, massa mengecam kinerja anggota DPRD Binjai dan bahkan menuntut pembubaran DPR RI. Mereka juga membentangkan spanduk bernada kecaman.
Keributan sempat terjadi ketika seorang provokator ditangkap massa lalu diserahkan kepada polisi. Namun, situasi kembali memanas saat menjelang sore dan hujan deras, sejumlah remaja mencoba memprovokasi petugas dengan menggeber sepeda motor.
Melihat kondisi tak kondusif, Kapolres memerintahkan aparat untuk merapatkan barisan di depan gedung DPRD. Saat dialog tengah berlangsung, tiba-tiba sekelompok pendemo melempari Kapolres dengan batu, kayu, dan botol, sehingga bentrokan tidak terhindarkan.
Polisi bergerak cepat mengamankan 7 orang yang diduga sebagai pelaku kerusuhan. Beberapa di antaranya kedapatan membawa senjata tajam.
Meski sempat ricuh, tidak terjadi pengrusakan fasilitas umum. Gedung DPRD Binjai tetap dijaga ketat aparat kepolisian hingga menjelang petang.( Red/Alvin)