Suasana haru dan khidmat menyelimuti Rutan Kelas I Medan, Kamis pagi, ketika ratusan suara takbir, zikir, dan doa bergema di lapangan utama - PINMAS

Jumat, 27 Juni 2025

Suasana haru dan khidmat menyelimuti Rutan Kelas I Medan, Kamis pagi, ketika ratusan suara takbir, zikir, dan doa bergema di lapangan utama



Medan_Pemerhati:  Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, sebanyak 900 warga binaan muslim bersatu dalam kegiatan Dzikir Akbar bersama petugas rutan dan tamu undangan.


Kegiatan dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an yang menggetarkan hati, dilanjutkan sambutan dari Kepala Rutan, Andi Surya, serta tausiyah penuh makna yang dibawakan oleh Ustadz Zul Arafah. Dalam ceramahnya, Ustadz Zul mengajak para warga binaan untuk menjadikan zikir bukan hanya sebagai ritual, tetapi sebagai jalan hidup—untuk memperkuat iman, menenangkan hati, dan memperbaiki diri.


“Dzikir adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan Tuhan, tempat kita pulang, tempat kita berharap,” ujar Ustadz Zul di hadapan para hadirin yang terlihat larut dalam keheningan spiritual.


Kepala Rutan, Andi Surya, menyampaikan pesan menyentuh dalam sambutannya. Ia mengajak seluruh warga binaan menjadikan 1 Muharram sebagai momentum hijrah batin—meninggalkan masa lalu yang kelam dan menata lembaran baru kehidupan yang lebih bermakna. “Meskipun kalian berada di balik jeruji, tidak ada dinding yang bisa menghalangi hubungan manusia dengan Tuhannya,” tegas Andi penuh keyakinan.


Ia menambahkan bahwa pembinaan di dalam rutan tak hanya bersifat fisik dan kedisiplinan, tetapi juga menyentuh aspek mental dan spiritual. “Dzikir adalah langkah awal dari revolusi batin. Kami ingin para warga binaan keluar dari sini bukan hanya bebas secara hukum, tapi juga merdeka secara batin,” tambahnya.


Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Danramil Medan Sunggal dan Polsek Medan Helvetia, sebagai bentuk sinergi dan dukungan dari aparat keamanan terhadap proses pembinaan yang dilakukan di Rutan Kelas I Medan.


Dzikir Akbar ini menjadi simbol bahwa harapan tak pernah mati. Dari balik tembok pengasingan, suara-suara taubat menggema, menyuarakan asa, dan menegaskan satu hal: perubahan selalu mungkin, selama hati masih hidup dan cahaya iman tak padam.(Nando S)

Comments


EmoticonEmoticon

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done